Latihan TSN 4

Akhir pekan ini saya akan menjalani Tes Sertifikasi Nasional HPI untuk Penerjemah. Saya mengambil tes kategori umum untuk pasangan bahasa Inggris-Indonesia. Informasi lanjutan mengenai TSN 2016 dapat dilihat di sini. Singkatnya, peserta tes menerjemahkan dua artikel yang totalnya sekitar 1.000 kata, berarti masing-masing sekitar 500 kata. Peserta boleh membawa materi cetak untuk mempermudah penerjemahan.

Saya mengumpulkan beberapa artikel dengan berbagai topik untuk saya jadikan latihan. Teks yang saya tampilkan di bawah ini adalah terjemahan dari sebuah artikel di nasa.gov. Artikel ini terdiri dari 515 kata teks sumber atau 466 kata teks terjemahan dan diterjemahkan dalam 65 menit. Materi pendukung yang saya gunakan adalah Kamus Inggris-Indonesia (John M. Echols dan Hassan Shadily, Gramedia, 2006), Tesamoko: Tesaurus Bahasa Indonesia Edisi Kedua (Gramedia, 2016), dan Collins Compact Dictionary & Thesaurus Second Edition (Harper Collins, 2006).

Klik di sini untuk melihat teks sumber.

 

Penelitian Hewan Pengerat Berperan dalam Pengobatan Osteoporosis

 

Teknologi NASA

Astronot tahu tubuh mereka akan mengalami cobaan selama menghabiskan waktu di International Space Station (ISS), dari banyaknya matahari terbit per hari yang mengacaukan jam tubuh hingga kurangnya gravitasi yang menyebabkan penurunan kepadatan tulang dan massa otot. NASA sedang melakukan penelitian untuk menangkal situasi-situasi luar dunia ini agar manusia dapat menjelajahi angkasa dalam durasi panjang—misalnya, penerangan khusus membantu astronot tidur, dan jadwal olahraga yang ketat membantu astronot menjaga kesehatan tubuhnya—tapi penurunan kepadatan tulang tetap terjadi.

Jacob Cohen, kepala ilmuwan di Ames Research Center, berkata para ilmuwan NASA dan peneliti-peneliti lain tahu penurunan ini terjadi akibat pemasukan dan pengeluaran, atau tiadanya tarikan gravitasi terhadap tubuh. Memahami tanggapan tubuh terhadap lingkungan di angkasa menjadikan NASA mampu mengembangkan langkah-langkah penangkalan yang efektif untuk misi berdurasi panjang—sekaligus membantu mengatasi penyakit yang terjadi di Bumi.

“Sebagai ilmuwan, kita ingin tahu mekanisme apa yang memengaruhi penurunan kepadatan tulang, mekanisme apa yang memengaruhi penurunan massa otot,” kata Cohen. “Kami ingin memastikan kami menjaga kru sesehat mungkin sehingga ketika mereka kembali, mereka dapat hidup seperti biasa.”

Di Bumi, banyak kekhawatiran tentang penurunan kepadatan tulang adalah tentang osteoporosis di antara perempuan paruh baya dan laki-laki lanjut usia.

Amgen, sebuah perusahaan bioteknologi yang berbasis di Thousand Oaks, California, sudah bertahun-tahun mengerjakan pengobatan baru untuk osteoporosis. Bergandengan dengan Louis Stodieck, seorang profesor peneliti di University of Colorado di Boulder dan direktur BioServe Space Technologies, Amgen bekerja sama dengan NASA untuk merancang eksperimen terhadap hewan pengerat yang dapat bermanfaat bagi astronot dan manusia di Bumi.

 

Transfer Teknologi

“Idenya adalah kita dapat mengetahui bagaimana sesuatu akan terjadi pada tubuh manusia jika kita punya model binatang yang bagus yang dapat memperkirakan bagaimana respon tubuh manusia nanti, baik terhadap lingkungan maupun terhadap langkah apa pun yang kita ingin uji untuk meredakan masalah apa pun dari lingkungan itu,” Stodieck menjelaskan.

Dalam kasus ini, sekelompok tikus ke angkasa dalam durasi pendek. Dengan Modul Uji Coba Biomedis Komersial yang dirancang oleh para peneliti di Ames, 15 tikus, semua berusia sekitar 10 minggu, diberikan molekul antibodi sklerostin yang dikembangkan oleh Amgen satu hari sebelum peluncuran, sedangkan 15 ekor tikus lain pada usia sama diberikan perawatan palsu, kata Chris Paszty, pemimpin penelitian perusahaan untuk program sklerostin. Dua kelompok tikus lain tetap di Bumi dan menerima perawatan yang sama pada waktu yang sama.

Pelemahan tumor otak

Sklerostin adalah protein yang dikeluarkan oleh tulang yang memberi sinyal kepada tubuh untuk mengurangi pembentukan tulang baru dengan bertindak seperti rem mobil, kata Pazty. Antibodi sklerostin, yang menghalangi sklerostin, “melepaskan rem” sehingga pembentukan tulang baru meningkat, yang menghasilkan peningkatan kepadatan mineral, struktur tulang, dan tenaga. Hipotesis untuk eksperimen Space Shuttle 2011 adalah bahwa, setelah dua minggu mengalami mikrogravitasi, tulang tikus yang disuntik dengan antibodi sklerostin sebelum pergi ke angkasa tidak akan mendapatkan efek negatif sebanyak kelompok yang menerima perawatan palsu.

 

Leave a comment